Oleh Ilham
Fauzie
Mahasiswa sastra
Indonesia UNJ
“Mengajar anak-anak Indonesia saya
anggap bagian yang tersuci dan penting.”. begitulah perkataan Tan Malaka tentang guru dalam bukunya, Dari Penjara ke Penjara. Betapa mulianya
profesi guru, sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru di kehidupan ini.
Presiden, jendral, menteri-menteri, bahkan guru sekalipun ada karena jasa para guru.
Profesi orang-orang saat ini adalah karena jasa guru itu sendiri. Karena
pentingnya dan betapa mulianya profesi guru, dicetuskan peringatan hari guru
nasional setiap tahun pada tanggal 25 November.
Hari
guru nasional diperingati setiap tanggal 25 November karena bersamaan dengan
hari ulang tahun PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Seluruh instansi
pendidikan di Indonesia merayakan peringatan ini dengan berbagai macam cara,
begitu juga di UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Para calon guru yang menuntut
ilmu di kampus ini merayakan peringatan hari guru nasional dengan mengadakan
Pagelaran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Gelar Diksi) yang bertema “Berbagi
kasih dan ciptakan kebahagiaan dengan pendidikan” pada tanggal 28 November 2016
yang diadakan di Aula Maftuchah Yusuf UNJ oleh BEMP (Badan Eksekutif Mahasiswa
Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ. Walaupun acara
baru dimulai selepas maghrib, peserta acara pagelaran ini tetap antusias
mengikuti acara. Acara ini berisi penampilan dari komunitas-komunitas di
Fakultas Bahasa dan Seni UNJ, penghargaan mahasiswa berprestasi prodi
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia UNJ, peluncuran buku 101 Tentang Guru Jilid 1, dan ditutup
oleh penampilan Barsena Besthandhi sebagai bintang tamu. Kabarnya, jumlah
pemasukan dari penjualan tiket pagelaran ini disumbangkan ke Komunitas Difabel
Jakarta.
Pagelaran yang berisi
penampilan-penampilan sebenarnya biasa saja. Kita bisa mengadakan pagelaran kapan saja, bukan hanya di hari guru
nasional. Namun yang menarik dan menjadi wujud nyata peringatan hari guru
bukanlah pagelarannya, tapi peluncuran bukunya. Buku 101 Tentang Guru Jilid 1 adalah sebuah karya kolektif milik
mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia UNJ. Buku ini adalah kumpulan
puisi yang ditulis oleh para calon guru dari prodi pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia, berisi puisi-puisi bagaimana pandangan mereka menjadi seorang guru,
tanggung jawab mereka sebagai guru nantinya, dan lain-lain. Buku ini
diterbitkan oleh penerbit Jagad Abjad. Buku ini belum dijual secara masif,
hanya bisa dibeli lewat mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
UNJ. “Tujuan buku ini adalah untuk memperingati hari guru nasional,
mengapresiasi perjuangan para guru, serta menambah bacaan siswa SD, SMP, dan SMA.“.
tutur Iqbal, salah satu mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
UNJ yang turut serta menulis puisi dalam buku ini.
Mereka para calon guru menggagas
konsep ini dengan baik. Para calon guru yang menulis puisi di buku ini
mempunyai alasannya masing-masing mengapa mereka tergerak menulis buku ini. Menurut
Iqbal, alasan ia tergerak menulis puisi untuk buku ini karena ia adalah seorang
calon guru. “Saya ini calon guru, di mana guru itu sosok yang harus digugu dan
ditiru. Lewat tulisan saya di buku ini, saya ingin merubah pola pikir
masyarakat tentang guru.”.Inilah yang dimaksud memaknai peringatan.
Upacara, memberi pidato, berolahraga bersama guru setelah upacara adalah
sesuatu yang biasa dilakukan oleh banyak instansi pendidikan, tapi tidak dengan
Iqbal dan kawan-kawan. Menulis puisi bersama-sama kemudian diterbitkan adalah cara
mereka memaknai peringatan dan cara mereka memberi wujud nyata peringatan hari
guru karena memberi sumbangan berupa tulisan bukan sekadar merayakan peringatan
dan mengabadikan momen, tapi tulisan yang sejatinya susah lekang dari ingatan.
Peluncuran buku 101
Tentang Guru Jilid 1 yang dipimpin oleh Rahmah Purwahida, M.Hum. selaku
pembimbing BEMP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
No comments:
Post a Comment